...Welcome to the world of dreams... Cewek Kuper: Juli 2014

HTML/javascript

Juli 23, 2014

MATAHARI DARI BARAT (II)

Aku belum lelah
aku belum jenuh
aku juga belum bosan
menunggu matahariku yang akan datang dari barat

Sudah lama. ya lama sekali
aku menghitungnya, tapi tak tepat berapa hasilnya
seperti jumlah anak tangga di gunung bromo
yang hasilnya akan selalu berbeda pada setiap orang


"Ini sudah bulan ke-7, sampai kapan kau akan duduk menunggu bak patung di taman bunga dan tertiup angin lalu jatuh dan patah, ha ha ha..."

Sentilan itu lagi, lagi dan lagi. Hm.... bagi mereka aku hanyalah cecunguk bodoh yang mengharapkan bulan jatuh di bawah kakiku, nyatanya aku hanya mendapati bayanganku saja yang berdiri lebih tinggi dari tinggi badanku yang sesungguhnya.

Ya TUHAN, kepadaMu saja aku mengeluh, berharap dan menunggu jawaban. Ku harap Drulina juga cepat datang lagi dan membawa surat balasan dariMu Ya TUHAN. Di sini aku sudah mempersiapkan bunga tangan, mahkota bunga, lagu-lagu yang indah,makanan yang lezat, pakaian yang cantik. semua untuk dia.

Ini seperti impian di siang hari. Ya benar. Tapi tak ada yang salah kan dengan mimpi, apabila kita mau berusaha mewujudkannya dan menjadikan mimpi itu sebuah kenyataan?. Dan aku kini sedang melakukannya.

Berhari-hari aku bercakap-cakap dengannya, seakan dia nyata di hadapanku, hanya kami saja yang tahu dan juga TUHAN tentunya.

"Aku akan membawamu ke taman kota ke istana raja-raja, berkeliling kebun bunga yang cantik dan memperlakukanmu seperti ratu karena kaulah ratuku..."

Itulah janji yang selalu di ucapkannya di setiap percakapan kami.Sungguh romantic, aku di mabuk kepayang olehnya. Apa kalian kira ini hanyalah tipuan? kalau aku berkata bukan, apa kalian akan terus mengusik hal ini?.

Berilah aku sedikit waktu untuk menunggu sebentar lagi sampai tiba waktunya. Karena aku tak punya kuasa untuk mengubah posisi bulan dan matahari. Tak bisa aku memaksanya menuruti inginku yang kanak-kanak. karena kebesaran kasihku, aku membiarkannya menyelesaikan dahulu pekerjaan yang sudah menjadi tugasnya sebelum aku hadir di hidupnya. Dan aku akan lebih bersuka cita menanti dengan hasil karya tanganku yang akan ku persembahkan untuknya saja.

Aku baru setengah bermimpi belum sampai kepada akhir. masih banyak waktu untuk melanjutkan mimpi panjang itu.