...Welcome to the world of dreams... Cewek Kuper: Desember 2013

HTML/javascript

Desember 27, 2013

LOST IN THE CRYSTAL LIGHT


I want to sleep soundly tonight
Sleep for a long time and long-term
And I hope that tomorrow morning
At That time was awake
I did not find again
Crowded this chest
Or the rest of the story yesterday
The accumulated business is full in my thoughts

My head is likely to want to break up
It could no longer accommodate millions sad
Disappointed and bitter
That every day come
I as if it were killed
By the other side my soul


Semalam aku mengunjungi sebuah kafe yang menyajikan menu-menu masakan jawa, ramai sekali tempat itu, sampai-sampai aku sulit untuk mendapatkan tempat duduk. semuanya penuh terisi oleh pasangan-pasangan muda yang sedang berakhir pekan. aku heran kenapa tempat seperti ini bisa penuh sesak. hm... pasti karena ada yang menarik di tempat ini, mungkin. karena aku juga baru sekali ini datang.
malam itu aku datang bersama dua orang temanku. hah...teman??? sejak kapan mereka adalah teman. shit! not friends. mereka adalah dua cacing yang telah mencoreng-moreng mukaku dan yang telah mencabik-cabik hatiku selama dua minggu terakhir ini. huh... lupakan saja mereka. sepertinya aku tidak pernah mengajak mereka ke sini. entah bagaimana tiba-tiba mereka bisa ada di belakangku seolah-olah berjalan bersamaku. aku sudah berusaha menghindari mereka dengan berbagai cara, karena aku tak ingin mereka merusak acara indahku di kafe ini. aku tak peduli kemana mereka berdua akan mendulang dosa lagi.cuih... pasangan menjijikkan. mereka berkhianat demi kenikmatan sesaat. berjanji bertemu hanya untuk berbuat mesum. dasar manusia jalang.

di mataku kafe ini sangat unik. ini kafe tapi hampir menyerupai pasar kuliner. beberapa pedagang menawari aku menu-menu dan memintaku singgah untuk mencicipi masakan mereka, ini sangat menarik buatku. dan kebanyakan dari mereka menyajikan pecel sayur jawa, jajanan pasar jawa, minuman khas jawa. hm... semua itu adalah menu-menu kegemaranku. wow... menyenangkan sekali tempat ini.

akhirnya aku memilih singgah di sebuah warung milik seorang ibu paruh baya, aku memesan nasi pecel komplit dan aku duduk di sebuah bangku panjang. aku melihat bangku itu sepi, hanya ada sepasang muda-mudi yang sedang menikmati makanan dalam balutan romantisme. 
aku senang disini. ibu penjual pecel sangat ramah, beliau menanyakan kenapa aku tidak bergabung dengan kedua temanku yang tadi berjalan bersamaku. "aku tidak mengenal mereka..." jawabku singkat dengan mimik wajah kecewa. rupanya ibu penjual pecel tahu sekali akan suasana hatiku malam ini. dia pun menimpali "teman atau bukan, siapa saja bisa menusuk dari belakang, tapi tidak baik menyimpan kebencian..." aku tak menggubris, aku lebih memilih menikmati nasi pecelku dengan lahap. hm...yummy sekali rasanya. aku pasti akan nambah lagi nih, batinku.

"Apa ibu pernah dikecewakan oleh seseorang?" tanyaku di tengah acara makanku.
"Ibu tak banyak dikecewakan, tapi mungkin ibu banyak mengecewakan orang lain...." jawabnya.
"Apa ibu ingat kapan ibu di kecewakan?" tanyaku lagi sambil menyuapkan sesendok nasi ke mulutku
"Ibu tak pernah mengingat-ingat kesalahan orang lain, karena tidak ada manusia yang sempurna..." Ibu itu menjawab penuh filosofi.

Tak lama, suara music terdengar diputar perlahan dari sebuah panggung kecil di sudut kafe. aku menoleh. seorang wanita muda muncul dari balik panggung, dia memakai dress putih, hm... cantik sekali gadis itu. dia menyanyikan lagu tembang kenangan yang aku hapal di luar kepala, suaranya sangat merdu, sepertinya tak asing di telingaku. aku menghentikan makanku dan memperhatikan gadis itu dengan seksama. Siapa dia? sepertinya aku mengenalnya... Hm..benar. wajah itu tak asing juga di mataku. aku mengenalnya, sejak dulu, beberapa tahun yang silam. aku yakin sekali tapi aku juga ragu. mana mungkin, ini mustahil. tapi keyakinanku sangat kuat malam ini. dia adalah teman masa kecilku. mendadak aku kehilangan konsentrasi makan.

kemudian aku bertanya kepada ibu penjual pecel. "apa ibu tahu siapa nama penyanyi itu?"
"namanya Christal.." jawab ibu itu tanpa mengalihkan pandangannya dari panggung. 
Deg! jantungku seakan lepas dari tempatnya, tak kurasakan lagi seberapa cepat detaknya. benar dugaanku, dialah teman masa kecilku yang selama ini aku cari, aku rindukan dari ujung indonesia barat hingga ke indonesia timur. Dialah Christal. aku memperhatikannya. dia sekarang cantik sekali, suaranya merdu sama seperti beberapa tahun yang lalu, dengan dress putih yang sangat cocok sekali dengan kulitnya yang kuning langsat dan tubuhnya yang mungil. kebaikan hatinya masih melekat di hatiku saat dia membelaku dari godaan teman-teman senior yang usil, ketulusan hatinya masih kuingat saat dia dengan sabar mengajari aku matematika yang bagiku sangat rumit, kedewasaannya membuatku memutuskan akan berteman dengannya sampai kapanpun. tapi apa boleh buat, waktu tak bisa diputar ulang lagi. perpisahan harus terjadi demi sebuah pencapain hidup dan cita-cita. kami di pisahkan oleh bentangan jarak dan waktu selama bertahun-tahun. Dan ini akan ku ingat sebagai keajaiban bila benar dialah sahabat kecilku.

"aku ingin minta tanda tangannya, bisakah aku bertemu dia setelah selesai nyanyi, bu?" tanyaku lagi pada ibu penjual pecel.
"bisa, nanti ibu panggilkan ya..." kata ibu itu memberi harapan. aku mengangguk cepat. aku semakin tak sabar dan jadi kehilangan selera makanku.

Tak berapa lama kemudian, nyanyian usai dan kulihat beberapa penyanyi bermunculan dari pintu samping panggung yang letaknya tepat di hadapan warung nasi pecel yang aku singgahi. aku menunggu sosok yang aku rindukan itu muncul.
"nah itu dia, cepat kesana dan minta tanda-tangannya..." seru ibu penjual pecel kepadaku. aku bergegas bangkit hingga tanpa sengaja menyenggol meja di hadapanku, dan membuat seluruh makanan di atasnya tumpah bertebaran di lantai. ups... aku tak peduli, aku terus melangkah mendekati gadis cantik itu dan memanggil namanya.

"Christal...Christal..." teriakku tepat di hadapannya. dia menoleh, namun tanpa ekspresi 
"siapa kamu...." tanyanya dengan sinis. 
"Aku teman masa kecilmu. Apa kau ingat dulu waktu kecil kita pernah tinggal bersama di asrama kasih. kita  bermain drama di gereja, kau jadi guru dan aku jadi murid.dan kita bernyanyi lagu pohon terang...pohon terang sangat indah rupamu...." aku menghentikan nyanyianku dan menunggu reaksinya, Tapi gadis bernama Christal tetap tak bereaksi sedikitpun, dia sama sekali tak mengenaliku, lalu dia menepis tangannya dan mengabaikan uluran tanganku.
"ah sudahlah, aku sama sekali tak mengenalmu, kau mungkin salah orang..." katanya sembari membuang muka dari hadapanku. Aku melihat sekilas matanya menyiratkan kebohongan dan pengingkaran akan kebenaran yang baru saja aku ungkap.

"Aku tidak mungkin salah, tolong lihatlah aku...." Aku menarik tubuhnya yang mulai menjauh dariku.
"Sudahlah...kau salah orang, mana mungkin kau temanku. jadi pergilah sekarang. Kau jangan membuang waktuku..." katanya lembut namun sangat menusuk hatiku. Sekali lagi aku menatap matanya dan tak ku jumpai ketulusan disana. ketulusan yang dulu pernah dia sebarkan kepada kami semua di asrama. Dia sudah berubah banyak sekali, aku tahu dan aku sadar. Tapi bagaimana bisa begitu mudahnya dia melupakan jalinan persahabatan?.
Aku hanya bisa berdiri termangu menatapnya pergi menjauh dari hadapanku, tanpa sedikitpun rasa. Entah kemana hatinya sekarang...

Lalu teman-temannya datang dan mengerumuni aku, seolah-olah aku ini adalah mangsa dan bertanya berbagai macam pertanyaan konyol yang sama sekali tak ku mengerti, mereka bahkan mentertawai diriku di hadapan banyak tamu di kafe itu, mempermalukan dan mengolok-olok dirku, melepaskan topiku, membuangnya jauh entah kemana, dan melepaskan kepangan rambutku sehingga menjadi acak-acakan.

"kamu pasti penipu, sok kenal sama penyanyi tenar...." kata salah satu dari mereka dan diiyakan oleh yang lain.
"Christal tidak mungkin punya teman seperti kamu, dasar gadis kampung, lihat saja dirimu, tak beda dengan gadis jalanan...." kata yang lainnya sambil tertawa terbahak-bahak. Semua mata pengunjung kafe tertuju padaku, aku bagaikan pencuri yang tertangkap basah dan diadili dengan hukum rimba, sementara orang yang melaporkan aku adalah sahabatku sendiri yang kini telah mengingkari keberadaanku. Aku berusaha sekuat hati untuk tidak mengeluarkan air mata, ini tabu bagiku jika sampai berurai air mata untuk sesuatu yang belum aku dapatkan. 

Sekilas aku melihat gadis bernama Christal berdiri di sudut kafe, mata kami beradu, namun kurasakan dingin dan asing. Aku ingin dia menghampiriku dan membelaku seperti yang dulu pernah dia lakukan untukku, Ayo Christal katakan bahwa aku memang adalah temanmu. hatiku berteriak. aku menunggu dengan hampa, dia tak berkutik dari tempatnya. Aku harus menerima kenyataan ini, dia sudah tidak menganggapku penting lagi.

"Sudah sana pergi, dasar gadis penipu..."Sambung mereka sambil mendorong tubuhku ke arah pintu
"Biar ku panggil satpam untuk mengusirmu...."lanjut yang lain disertai teriakan ke arah satpam.

Seorang satpam datang, meraih tanganku dan mengusirku dengan kasar. aku segera menepis tangan besar satpam itu dengan lebih kasar.

"lepaskan aku, aku bukan penipu!!!" seruku dengan lantang. Dengan sisa tenaga aku berlari keluar dari kafe itu. Duniaku seakan gelap gulita. kakiku menjadi lumpuh seketika. hatiku tawar dan pahit. aku tak peduli lagi bagaimana tatapan orang-orang di jalan. Aku terus melangkah. otakku kembali memutar cerita kelam di masa lalu antara aku dan Christal. saat kami tinggal di asrama kasih, saat dia menerimaku sebagai sahabat kecilnya, saat dia mengajariku bagaimana menjadi gadis baik saat dewasa, saat dia berbagi sisa makanan denganku, saat dia membelaku ketika teman yang lain berbuat jahat kepadaku, saat dia katakan bahwa kita adalah teman selamanya,walau terpisah jarak dan waktu, tetap dekat di hati. saat kami latihan nyanyi bersama di gereja. kenangan itu masih terekam dengan jernih di pikiranku. dan aku yakin dia pasti juga menyimpan kenangan ini. tapi kenapa dia mengingkarinya malam ini?

Seharusnya dia memberiku kesempatan untuk mendengarkan penjelasannya. Bukan dengan cara seperti ini. Apakah aku yang salah orang ataukah dia yang mengingkari kenyataan ini. 

Kini aku tahu, bagaimana rasanya diabaikan, dilupakan dan dibuang......ternyata waktu tidak hanya berputar mengubah siang dan malam, tetapi juga bisa mengubah ingatan dan pikiran seseorang.

tulisan ini adalah cerita mimpiku semalam dan terinspirasi oleh sahabat masa kecilku bernama Heni Tejo Utomo Handarwati dari surabaya dan aku persembahkan tulisan ini untuknya dimanapun dia berada saat ini. aku sangat merindukannya....

SETITIK NILA RUSAK SUSU SEBELANGA


Dia bukanlah cinta, bukan pula rindu atau harapan. Dia hanyalah sesosok asing yang datang tak terduga di akhir musim panas, membawa keteduhan sementara di ruang hatiku yang gersang. Mungkin dia bisa disebut sebagai malaikat asing bermuka dua, satu sisi muka kebaikan, sisi yang lain adalah kemunafikan. siapa yang bisa mengetahui isi hati ? selain diri sendiri dan juga Tuhan. 

"Aku tidak akan bertemu kamu jika kedatanganmu untuk menemui banyak wanita..." kataku di akhir perbincangan.
"No.. i will not meet many girls, only you.." jawab dia, dan ku anggap itu adalah janji.

Dia datang sebelum tanggal yang di janjikan. dan memesan hotel yang bukan dari perjanjian awal. Apa aku menaruh curiga kala itu? ya sedikit. aku penasaran, siapa yang menjemputnya dan siapa yang memesan hotel itu untuknya. tapi aku mau apa. dia banyak sekali menyampaikan alasan, ini itu untuk meyakinkan aku. lagi-lagi wanita selalu lemah di area pendengaran.

Hari ke-dua, dia akhirnya berada di hotel yang di janjikan. mungkin aku terlambat dan telah tertipu. tapi aku terus melanjutkan perjalanan. bodohkah? terserah bagaimana pendapatmu, setiap orang dalam hidupnya pasti pernah melakukan kesalahan, baik itu besar, kecil, fatal atau standart.
Malam itu janjinya sangat manis, semanis cake buatan koki international.dia ku ajak makan malam di restoran khas indonesia, entah dia suka atau tidak, tapi dia terus saja memuji menu yang baru saja singgah di lidahnya. Aku tetap positif, walau mungkin aku ditertawainya dari hati dan dikatainya "wanita bodoh".

Hari ke-tiga, Dia adalah tipe orang yang lambat dan tak bisa mengatur waktu dengan baik, berkali-kali aku dibuatnya kelimpungan dengan jadwalnya yang serba mendadak dan terburu-buru. waktunya banyak terbuang sia-sia hanya untuk gadget, duduk berlama-lama dan tak jelas. Mungkin dia sedang chatting dengan wanita lain yang pernah dia ceritakan sebelumnya atau apalah itu, aku tidak begitu jelas. yang pasti aku tahu dia banyak sekali menyimpan kebohongan dan rahasia kotor di balik sikap baiknya. 

Hari ke-empat, dia dan aku tiba di sebuah pulau yang sangat tersohor di dunia. apa aku bahagia? tentu saja . Hari itu dia sangat manis dan berkali-kali berkata bahwa aku sangat lucu dan menyenangkan.Dia membuatku bahagia dengan leluconnya dan selalu membuatku tertawa. kami menikmati pantai dan makanan di restoran seafood yang lezat. Dia menjadi malaikat bermuka baik untuk beberapa hari ke depan. Aku harap janjinya tepat, bahwa dia tidak akan menemui wanita lain untuk berbuat kotor. aku sangat menyayangkan itu, jika benar terjadi.

Hari ke-sembilan, mendadak dia mengajak kembali ke Ibukota untuk sesuatu alasan yang tak kuketahui sebelumnya. apakah aku marah? ya, pasti. selalu saja begitu, mendadak dan terburu-buru. tak bisa mengatur waktu dengan baik. dengan kecewa dan sedih kukemasi koper dan meluncur menuju airport. berakhir sudah kebahagiaanku hari ini. kecurigaanku semakin bertambah. pasti dia kembali untuk menemui wanita lain. janjinya adalah bualan semata.

hari sudah larut saat tiba di ibukota, belum memesan hotel dan tak tahu harus kemana, dia kelimpungan menghubungi ticket reservation untuk menukar tiket perjalanannya ke negara lain, sudah terlambat. Harus ke pusat kota untuk membatalkan tiket itu. Aku sangat lelah namun tak bisa istirahat, tak ada tempat. hotel belum di pesan, semuanya penuh. sebenarnya aku bisa saja pulang dan membiarkannya sendirian sebagai orang asing. tapi aku bukan wanita curang yang jahat juga bukan wanita yang egois yang hanya mengurusi diri sendiri. aku punya hati walau telah tersakiti. 

Sampai pukul 11 malam, hotel belum di dapat dan lagi-lagi waktu terbuang di jalan. lelahku sudah sampai batas akhir, tapi aku masih punya kesabaran menghadapi malaikat asing ini.
Dia akhirnya membiarkanku menunggu di lobby hotel dengan kopernya yang besar, sementara dia berlari entah kemana mencari bantuan. aku tak tahu jalan pikirannya. ada sebuah kalimat yang pernah kubaca yang berbunyi "seorang pria bagaimanapun dia adalah sosok yang dikendalikan oleh sesuatu benda di tengah tubuhnya yang di sebut penis. dan saat seorang pria tak bisa mengendalikan apa yang diinginkan oleh si penis, maka masalah akan datang dan hancurlah hidupnya hari itu". dan kini kalimat itu terjadi pada malaikat asing yang bersamaku. 

Dia kembali dengan muka lesu, dan memerintahkan taxi untuk mengantar ke Plaza Indonesia (sampai hari ini aku masih tak ingin mengunjungi lagi tempat itu)menemui wanita lain yang di sebutnya bocah jalang. aku merasa bodoh karena tak bisa berontak. bisa saja kalau aku mau. tapi waktuku habis disini. ini sudah larut dan keselamatanku bisa tercabik jika aku berlari pulang selarut ini. jarak ibukota ke pegunungan sangat jauh dan tak mungkin terlewati bus malam hari. Aku memilih tetap berada di taxi dan membiarkannya menemui si bocah jalang itu. aku bersama taxi driver berbicang dan bercanda tentang banyak hal untuk melupakan kepenatan, rasa lapar dan kekecewaanku hari ini, setengah jam kemudian dia kembali dengan muka lusuh. aku tak bertanya lagi. aku sudah tak punya rasa. dia kini menjadi benar-benar asing untukku. Dia bercerita dengan marah tentang bocah jalang yang memintanya memberiku uang untuk mengusirku pulang karena mengganggap aku adalah pengganggu. Aku tak mengganggap dia hebat karena masih tetap mempertahankanku bersamanya dan meninggalkan bocah jalang dengan tangisannya yang menderu-deru. "she is crazy...." katanya dengan marah. persetan denganmu, kataku dalam hati. aku meminta taxi driver untuk mencarikan hotel disekitar yang terdekat.

Menteng adalah tujuan akhir perjalanan gila ini. malaikat munafik ini terus saja mengutuki pria-pria arab yang sedang berasyik masyuk dengan gadis-gadis malam yang berada di sekitar hotel. dalam hati aku berkata "kaupun tak ada bedanya dengan mereka, menjadi asing untuk memburu kenikmatan dan menuruti apa yang diinginkan benda di tengah tubuhmu..."
karena penasaran aku bertanya "apa kau akan menemuinya besok"..
"iya, aku sudah berjanji padanya..." jawabnya. benar dugaanku, bahwa janjinya adalah bualan semata. mengutuki kemunafikan sementara diri sendiri tak lebih baik dari seorang munafik.

hari ke-sepuluh aku mengantarnya ke pusat kota untuk mengganti tanggal tiketnya yang kemarin setelah sebelumnya pindah ke hotel yang lain yang lebih nyaman. sepanjang perjalanan dia terus saja dihubungi oleh bocah jalang, tiada hentinya. habis kesabaranku merasa dipermainkan, aku teriak menyebut-nyebut jalang terpanggang dan menceritakan kepada taxi driver apa yang sesungguhnya terjadi antara malaikat satu ini dengan si bocah jalang, bahwa mereka akan bertemu untuk tidak sabar berbuat kotor di jalanan. aku dan taxi driver tertawa dan terus membicarakannya sementara dia berbincang dengan si jalang di telepon.
"can you stop talking about me!" serunya dengan marah
"Of course,...No" jawabku. aku ingin sekali meninggalkannya saat itu juga. malaikat bodoh...! seruku dalam hati. 

Sampai di kantor pusat kota, aku terdiam, diapun demikian. kami berada di titik puncak kemarahan. dan aku memutuskan setelah urusan tiket ini selesai aku akan pulang meninggalkannya selamanya. 
"i go home now..." kataku datar setelah semuanya tuntas. Aku mengambil koperku dan keluar, dia mengikuti dari belakang. aku tak peduli, dia bukan malaikat lagi untukku.
aku tak menengok lagi kebelakang setelah taxi membawaku pergi, tak berapa lama, sebuah pesan masuk ke handphoneku "I know you will not reply my message, but please tell me when you arrived home...".

cukup. aku tak akan terbodohi lagi. yang telah ku tinggalkan adalah masa lalu, dan aku tak akan kembali kepada masa lalu. sekarang yang kutuju adalah masa depan.